Selasa, 04 Oktober 2011

Pada Sore dan Atap

Di atas atap kita menertawakan kota yang gedung-gedungnya ketinggian.

Apa kau masih ingat?


Sempat pula berkhayal menjadi pesulap yang bisa menghilangkan gedung-gedung penghalang.
Agar bisa melihat jelas tiap senja datang.

Kemudian........ kau menangis di pelukanku.
Berkeluh kesah tentang dunia yang kadang melupakan sastra.

Lalu kubilang; dunia memang berisi manusia yang akrab dengan lupa.
Jadi, tetaplah menulis untuk mengingatkan diri dan mereka.

Tangismu terhenti..........


Nafas mu tenang dan teratur.......










Saat itu juga ingatan mu tentang ku mulai luntur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar