Rabu, 05 Oktober 2011

Nona, (jangan) Tunggu!

Nona...
Apakah kita tidak bisa berjalan saja?

Kau begitu bersemangat.
Kau telah mengisi penuh hasrat.

Tapi kau setengah berlari,
terlalu cepat...

Sedang rasa yang ku punya terhalang kerikil buta.
Sedang langkah ku tak bersepatu,
teramat pelan untuk mengejarmu diantara kerikil itu.


Aku tak akan memanggil nama mu.
Karena ku tak ingin membagi telapak yang berdarah.



Diantara langkah mu yang terburu,
tubuhku membiru.
Diantara tawa kecil mu,
hati dan intuisi bergesekan pilu.
Menahan rasa ngilu.

Sedang kau terlihat semakin cepat,
melangkah jauh hampir tak terlihat.

Tak kukantongi kompas menuju ke arah mu...

Hanya sedikit keyakinan terselip di saku.
Hanya detik yang berdetak,
meneteskan rindu pada trotoar jalan.


Pada langkah,
pada arah,
pada semua tentang mu,
yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar