Rabu, 25 Agustus 2010

CUMA CERITA

Cuma sepenggal cerita di suatu malam. cerita tentang hidup yang memang berisi cerita.

malam itu terlihat begitu biasa seperti malam – malam lain yang sudah terlewat. sampai akhirnya deringan ponsel membawa saya ke sebuah tempat. begitu ramai dan riuh tempat yang saya kunjungi. obrolan pun mengalir dan bersaing dengan ramainya suasana.

seperti muda – mudi pada umumnya, obrolan seakan tak berpengaruh untuk tetap mengamati sekitar. karena memang pasti banyak tujuan dan harapan lain bagi orang-orang yang ikut hadir di keramaian. salah satunya yang pasti ada adalah ajang mendulang asmara di keramaian.

setiap mata seakan tak perduli tetapi mengawasi, dan setiap tubuh seakan tak terima padahal dalam dirinya bertanya apa memang dia yang sedang diperhatikan. Saya tidak memungkirinya, sayapun salah satu dari banyak pasang mata yang ikut memperhatikan sekitar.

Banyak sekali lekuk tubuh indah dan wajah berbinar di tempat itu. Tetapi tatapan saya tak bisa beranjak dari satu titik. Satu sudut yang begitu hening, disana terduduk seorang wanita yang begitu sederhana.

Mata saya seakan tak bisa melirik ke arah lain, leher seperti kaku terpasung. Kenapa harus dia, padahal masih banyak wanita lain yang bisa membuat para lelaki menelan ludah saat melihatnya. Saya pun menatap lekat ke arahnya. Dia begitu hening di keramaian, rambutnya lurus dan dibiarkan terurai seadanya. Nyala matanya redup, tetapi tak mengganggu dan begitu indah dilihat. Ia duduk berpangku tangan sambil menggoyangkan kakinya kedepan dan kebelakang, seakan-akan Cuma itu saja yang ingin ia lakukan malam ini karena mungkin semangatnya telah habis di malam yang lain.
Ia terlihat seperti sedang tertimbun oleh kesedihan, begitu dramatis geraknya. Setiap tingkah lakunya seakan memberhentikan waktu dan meredam keramaian. Saya seperti sedang menonton gerakan lambat siaran sepakbola di televisi. Begitu detail, begitu mendebarkan, dan sangat-sangat menyita perhatian.

Tentu saja, dan apalagi kalu bukan berkenalan hal yang saya inginkan dan mestinya memang itu yang pasti saja terjadi bila ini adalah adegan di sebuah film drama. Lalu obrolan basa-basi seadanya, lalu seorang teman menghampiri memotong obrolan itu, dan akhirnya saling bertukar nomor ponsel. Tapi sayangnya saya bukan pemeran utama salah satu film drama. Yang tampan dan percaya diri, yang memang pasti akan berkenalan dengan perempuan itu. Rasa malu atau memang pecundang agak susah dibedakan saat itu.Belum lagi rasa malas untuk memulai suatu hubungan baru, padahal belum tentu juga perempuan itu mau. Karena terlalu lama membolak-balikkan pikiran itu akhirnya perempuan itu pun mlesat hilang. Tak tahu kemana perginya. lewat mana, tapi kalaupun tahu apa iya saya berani untuk mengejarnya lalu berkenalan. Ah.. sudahlah…

Malam pun berganti pagi dan entah kapan lelaki malu ini berani untuk melakukan hal yang beda di malam yang sama. Agar malam – malam berikutnya jadi berbeda.




23082010
00:15