Rabu, 06 Januari 2010

lanturan "pengangguran"

Berderai sepanjang hari

Tak ada lelah menghampiri

Lalu bercampur dengan elegi sebatang rokok dan secangkir kopi

Sembunyi di bawah jalur

Mengintip dari sela-sela kecil dengan pandangan kabur

Sayang, hasilnya cuma lamunan ngawur

Isi otak tak mau kompromi

Terus bersebrangan dengan isi hati

Memperdebatkan isi kantong yang tak terberi

Ah… biar saja….

Hidup dan dunia pun tak banyak bicara

Karena sudah tidak lagi berkaca

Susuri saja terus jalan ini sampai otak tak lagi mampu menyusun kata

251109

23.35

dimulai dan belum berakhir

Untuk hal ini, memang agak bingung dari mana memulainya………..

Begitu panjang rentetan peristiwa

Tapi tak pernah begitu sulit untuk mengingatnya

Hanya saja begitu banyak dan menumpuk

Belum bisa tersusun dengan rapi

Tapi di tumpukan yang berantakan itu yang membuat nya lebih menarik

Karena selalu ada saja yg terselip dan terlewat

Yang membuat keinginan yg begitu menjulang untuk mencari

Tak ada yang begitu istimewa layaknya sebuah roman atau mimpi yang disuguhkan dalam film

Begitu sederhana

Hanya….

Obrolan yang termakan angin di tengah ramainya suasana warung pinggir jalan

Berkendara mencari jalan menuju terwujudnya harapan

Memotong senja ibukota yang memang jarang terlihat begitu nyata

Perdebatan tong pasir

Dan…

Menunggu saja sambil mencari hal lain yg masih terlewat…

Semoga dapat ditemukan bersamaan dengan datangnya satu hal nyata

Untuk "Sumber Kehidupan"

Maaf….

Bila setiap harinya semenjak waktu dulu

Cuma kesusahan saja yang baru bisa hadir di hadapanmu


Maaf….

Bila setiap raungan tangis ini

Selalu saja mengganggu istirahat sejenakmu dari segala perjuangan itu


Maaf…

Bila rambut yang terurai begitu semraut ini

Selalu saja membuatmu harus lebih keras berpikir untuk menjawab segala pertanyaan


Maaf…

Bila sampai sekarang

Belum bisa kubawa kebanggaan itu datang ke rumah


Maaf….

Ini mungkin….

Tak akan pernah cukup….

Karena ….

Kau lah…

Sang sumber hidup….