Rabu, 01 Juni 2011

Fiksi; mencuri mimpi menuju nyata

Malam tadi, telah ku curi sepotong mimpi.
Lalu Kutoreh di atas kertas menjadi fiksi.

Mimpi tentang mu yang tak benar-benar aku tahu.
Fiksi tentang rona merah pipimu dan lekuk indah tubuhmu.

Sayang sekali mimpi tak punya tombol berhenti.
Andai saja ada, akan kutekan tombol itu kuat-kuat. Agar wajah dan tubuh indahmu bisa benar-benar kuingat.

Agar tak bernasib seperti fiksi yang ada dari hasil terka.
Agar jadi hal nyata yang bisa dirasa.
Agar semua harap tak jadi sia-sia.

Dan yang terpenting, bukan lagi hanya sepucuk surat yang tersisa di pagi buta.
Tapi sesosok tubuh yang nyata di depan mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar